SULTAN MUHAMMAD AL FATIH II

Sultan Muhammad II dilahirkan di Edirin pada 30 Maret 1423 M dimana pada saat itu Edirin yaitu pusat kota pemerintahan Dinasty Turki Utsmani. Beliau juga merupakan putra dari Sultan Murad II, beliau hidup di saat sesudahnya Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan perang Salib) 1137-1193 M.

Sejak kecil, beliau sudah menyimak usaha ayahnya untuk mengalahkan Konstantinopel. Bahkan juga beliau sudah membahas usaha yang pernah di buat selama histori Islam untuk mengalahkan Konstantinopel, hingga menyebabkan hasrat yang kuat baginya melanjutkan harapan umat Islam. Saat beliau naik tahta pada th. 1451 M, dia sudah mulai memikirkan serta membuat kiat untuk menawan kota bandar (kota/kota pelabuhan) itu. Kemampuan Sultan Muhammad Al-Fatih terdapat pada ketinggian pribadinya. Mulai sejak kecil, dia dididik dengan cara intensif oleh beberapa ulama' terpenting di zamannya. Di zaman ayahnya, yakni Sultan Murad II, Sultan Murad II sudah menghantar sebagian orang ulama' untuk mengajar anaknya (Sultan Muhammad Al-Fatih), namun Sultan Muhammad Al-Fatih menampiknya. Lantas, dia menghantar Asy-Syeikh Al-Kurani serta memberi kuasa kepadanya untuk memukul Sultan Muhammad Al-Fatih bila beliau menyanggah perintah gurunya.

Saat bertemu Sultan Muhammad II menuturkan perihal hak yang didapatkan oleh Sultan Murad II (ayahnya) pada Syeikh Muhammad bin Isma'il Al-Kurani, Sultan Muhammad II tertawa. Dia lantas dipukul oleh Asy-Syeikh Muhammad bin Isma'il Al-Kurani. Momen ini sangat terkesan pada diri beliau lalu kemudian dia selalu menghafal Al-Qur'an dalam kurun waktu yang singkat. Di samping itu, Murabbi Syeikh Ak Syamsuddin juga adalah Murabbi dari Sultan Muhammad Al-Fatih. Dia mengajar Sultan Muhammad ilmu-ilmu agama seperti Al-Qur'an, hadits, fiqih, bahasa (Arab, Parsi serta Turki), matematika, falak, histori, pengetahuan peperangan dan sebagainya.

Syeikh Ak Syamsuddin lalu memberikan keyakinan Sultan Muhammad II bahwa dia orang yang ditujukan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam didalam hadits penaklukan Kostantinopel. Saat naik takhta, Sultan Muhammad II selekasnya menjumpai Syeikh Ak Syamsuddin untuk mempersiapkan bala tentaranya untuk penaklukan Konstantinopel. Peperangan itu terjadi sepanjang 54 (lima puluh empat) hari. Persiapan juga dikerjakan. Sultan sukses mengumpulkan kurang lebih sejumlah 250.000 tentara. Beberapa tentara lalu diberikan latihan lewat cara sungguh-sungguh serta senantiasa diingatkan bakal pesan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berkenaan utamanya Konstantinopel untuk kejayaan Islam

Sultan Muhammad Al-Fatih juga memperlancar serangan besar-besaran ke benteng Bizantium disana. Takbir " Allahu Akbar, Allahu Akbar " selalu membahana di angkasa Konstantinopel seolah-olah meruntuhkan langit kota itu. Pada hari terakhir perang sekitar 27 Mei 1453 M, 2 (dua) hari saat sebelum kemenangannya yaitu pada tanggal 29 Mei 1453 M, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama dengan tentaranya berupaya keras bersihkan diri dihadapan Allah Subhana Wa Ta'ala. Mereka perbanyak salat, doa, serta dzikir. Sampai pas jam 1 (satu) pagi. Hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M, serangan paling utama dilancarkan. Beberapa mujahidin diperintahkan agar meninggikan nada takbir kalimah tauhid sembari menyerang kota. Tentara Utsmaniyyah pada akhirnya sukses menembus kota Konstantinopel lewat Pintu Edirne serta mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak kota. Kesungguhan serta semangat juang yang tinggi di kelompok tentara Al-Fatih pada akhirnya berjaya mengantarkan harapan mereka.

Kehilangan Konstantinopel berikan tamparan hebat pada kerajaan Kristian barat. Seruan Paus untuk memperlancar perang balas juga sebagai Perang Salib tak dipedulikan oleh raja-raja Eropa. Ini mengakibatkan paus sendiri pergi untuk berperang namun kematian awal paus melenyapkan harapan serangan balas.

Muhammad al-Fatih memperoleh suatu kota yang agung meskipun dalam situasi perselisihan kerana perang yang berlanjutan. Konstantinopel membolehkan bangsa Turki mengukuhkan kedudukan mereka di Eropa dan meluaskan lokasi mereka ke Balkan serta Mediterranean.

Pada saat itu beliau (Sultan Muhammad Al- Fatih) menukar nama Konstantinopel jadi Islambol (Islam keseluruhnya). Saat ini nama itu sudah diganti oleh Mustafa Kamal Ataturk (Pemimpin Revolusi Turky) jadi Istanbul. lantaran jasanya masjid Al-Fatih di dirikan di dekat makamnya.

Kepribadian beliau sangatlah mencerminkan seseorang pemimpin yang mengagumkan dari sisi salehnya serta keilmuannya yang tinggi.

Dikisahkan disuatu hari muncul masalah, saat pasukan islam akan melakukan shalat jum’at yang pertama kali di kota itu. “Siapakah yang layak jadi imam shalat jum’at?” tidak ada jawaban. Tidak ada yang berani yang tawarkan diri, lalu Muhammad Al Fatih tegak berdiri. Beliau meminta pada semua rakyatnya untuk bangun berdiri. Lalu beliau ajukan pertanyaan. “Siapakah di antara kalian yang mulai sejak remaja, mulai sejak akhil baligh sampai hari ini pernah meninggalkan shalat harus lima saat, silahkan duduk” tidak seseorangpun pasukan islam yang duduk. Seluruhnya tegak berdiri. Lantas Sultan Muhammad Al Fatih kembali ajukan pertanyaan : “ Siapa di antara kalian yang mulai sejak baligh dulu sampai hari ini pernah meninggalkan shalat sunah rawatib? Bila ada yang pernah meninggalkan shalat sunah sekali saja silahkan duduk”. Beberapa lainya selekasnya duduk. Dengan mengedarkan pandangan matanya ke semua rakyat serta pasukanya, Muhammad Al Fatih kembali berseru lantas ajukan pertanyaan : “Siapa di antara kalian yang mulai sejak saat akhil baligh hingga hari ini pernah meninggalkan shalat tahajjud di kesunyian malam? Yang pernah meninggalkan atau kosong satu malam saja, silahkan duduk” Seluruhnya yang ada dengan cepat duduk”, cuma ada seseorang saja yang terus tegak berdiri. dialah, Sultan Muhammad Al Fatih.
 

Comments

Popular posts from this blog

SEKILAS MENGENAL AKUNTANSI TERAPAN

9 TITIK TOTOK SYARAF UNTUK BERHENTI MEROKOK

LEARN ABOUT AURA