Posts

Showing posts from April 26, 2020

Sunan Ampel

Image
Sunan ampel merupakan salah satu dari anggota walisongo, yang mempunyai banyak jasa dalam penyebaran & perkembangan agama Islam di Pulau Jawa. Secara umum dikatakan bahwa Sunan Ampel merupakan bapak dari para wali. Hal ini karena dari tangannya banyak lahir para pendakwah Islam kelas satu di jawa. Nama asli Sunan Ampel yakni Raden Rahmat. Kemudian beliau mendapat gelar karena berasal dari sebutan sunan yang berasal dari gelar kewaliannya, sedangkan nama Ampel atau Ampel Denta ini diambil dari tempat tinggalnya yang dekat Surabaya. Raden Rahmat dilahirkan pada tahun 1401 Masehi, tepatnya yakni di Champa. Menurut beberapa sejarah, banyak para ahli yang merasa kesulitan untuk menentukan Champa. Hal ini karena memang masih belum ada pernyataan secara tertulis maupun prasasti yang menunjukkan Champa itu ada di Malaka atau kerajaan Jawa atau bisa jadi merupakan negara kamboja dahulunya. Biografi Sunan Ampel Saifuddin Zuhri (1979) memiliki keyakinan bahwa Cham

Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik)

Maulana Malik Ibrahim adalah salah satu di antara 9 wali (walisongo) di tanah pulau Jawa. “Walisongo” adalah sejumlah wali yang memiliki kontribusi besar dalam penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di tanah pulau Jawa. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah maka dalam hubungan guru-murid.    Maulana Malik Ibrahim dilahirkan di Campa (Kamboja), ayahnya bernama Barakat Zainul Alam, seorang ulama besar dari Maghrib. Maulana Malik Ibrahim disebut juga Sunan Gresik atau Syekh Maghribi atau Makhdum Ibrahim Al-Samarqandi . Orang Jawa menyebutnya Asmorokondi . Sebutan Syekh Maghribi menisbahkan asal keturunannya dari Maghrib, atau Maroko, Afrika Utara. Maulana Malik Ibrahim memiliki silsilah keturunan yang dekat dengan Rasululla

Abu Ali Al Hasan bin Hani Al Hakami (Abu Nawas)

Abu Nawas adalah pujangga Arab & merupakan salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik pada jamannya. Penyair ulung sekaligus tokoh sufi ini mempunyai nama lengkap Abu Ali Al Hasan bin Hani Al Hakami & hidup pada zaman Khalifah Harun Al-Rasyid di Baghdad (806-814 M). Oleh masyarakat luas Abu Nawas dikenal terutama karena kecerdasan & kecerdikan dalam melontarkan kata-kata, sehingga banyak lahir anekdot jenaka yang sarat dengan hikmah. Untuk karya dari Abu Ali Al Hasan bin Hani Al Hakami atau Abu Nawas yang sering kita kenal adalah Al I'tiraaf. Al-I’tiraaf – Sebuah pengakuan. ِ إِلهِي لََسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاَ# وَلاَ أَقوى عَلَى النّارِ الجَحِيم (Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi) Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim فهَبْ لِي تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذنوبِي # فَإنّكَ غَافِرُ الذنْبِ العَظِيْم (Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil ‘azhiimi) Maka berilah aku taubat

Harun Ar Rasyid

Harun Ar-Rasyid berkuasa selama 23 tahun (786 M - 809 M). Selama 2 dasawarsa itu, Harun Al-Rasyid mampu membawa dinasti yang dipimpinnya ke peuncak kejayaan. Ada banyak hal yang patut ditiru para pemimpin Islam di abad ke-21 ini dari sosok raja besar Muslim ini. Sebagai pemimpin, dia menjalin hubungan yang harmonis dengan para ulama, ahli hukum, penulis, qari, dan seniman. Ia kerap mengundang para tokoh informal & tokoh profesional itu ke istana miliknya untuk mendiskusikan berbagai masalah. Harun Ar-Rasyid begitu menghagai setiap orang. Itulah salah satu yang membuat masyarakat dari berbagai golongan & status amat menghormati, mengagumi, & mencintainya. Harun Ar-Rasyid adalah pemimpin yang mengakar & dekat dengan rakyatnya. Sebagai seorang pemimpin dan Muslim yang taat, Harun Ar-Rasyid sangat rajin beribadah. Konon, dia terbiasa menjalankan shalat sunat hingga 100 rakaat setiap harinya. 2 kali dalam setahun, khalifah kerap menunaikan ibadah haji & umrah dengan ber

Luqman

Image
Luqman adalah seorang pria yang namanya diabadikan Allah SWT dalam Kitab Al-Qur’an tepatnya dalam surat ke 31, Surat Luqman. Dalam surat tersebut, tepatnya pada ayat 12 - 19, terdapat beberapa nasehat Luqman yang ditujukan kepada anaknya. Dan nasehat tersebut, adalah nasehat-nasehat indah yang harusnya kita sebagai umat Islam, perlu meneladaninya. Nasehat di dalam surat Al-Hakim Banyak ulama yang meriwayatkan tentang dirinya. Ada beberapa ulama yang mengatakan dia adalah seorang nabi (namun bukan rasul), sehingga memanggilnya dengan Luqman AS (‘alaihissalam). Namun ada juga yang mengatakan bahwa Luqman adalah seorang penggembala biasa, yang Allah SWT karuniakan kepadanya akhlaq & kebaikan hati sehingga namanya harum disebutkan dalam Kitab Al-Qur’an. Pendapat yang paling banyak diterima adalah yang kedua, yaitu Luqman adalah seorang manusia biasa, bukan nabi atau rasul, namun memiliki hati & akhlaq yang baik. Diriwayatkan, Luqman adalah seorang penggembala

Iskandar Zulkarnain

Iskandar Zulkarnain, dia dilahirkan di Kota Macedonia, kepadanya dikaruniakan Allah SWT otak yang pintar, fikiran yang panjang & berbagai macam ilmu pengetahuan: Ilmu perang, ilmu politik & ilmu teknik serta kimia. Semenjak kecil, hatinya sudah tidak enak melihat perang yang selalu timbul antara Timur (Kerajaan Persia) dengan Barat (Kerajaan Rum). Perang yang tidak henti-hentinya dari tahun ke tahun, malah dari abad ke abad, yang telah menewaskan ribuan umat manusia dan merusakkan bumi, serta menghancurkan banyak harta benda. Untuk menghindarkan perang antara Timur dengan Barat yang sudah bertradisi ini, dia ingin mendirikan sebuah kerajaan besar yang meliputi antara Timur & Barat. Padanya terdapat segala syarat untuk menyampaikan maksud dan tujuan hidupnya yang maha besar itu. Selain dia seorang yang baik, berakhlak yang tinggi, berilmu pengetahuan tentang ketenteraan, tentang pemerintahan & teknik akan dapat membawa dia sampai dipantai cita-citanya. Mula-mula sekali

Thariq Bin Ziyad

Sebelum Abdurrahman ad-Dakhil menguasai wilayah Andalusia pasca pelariannya dari kejaran Dinasti Abbasiyah, ada Thariq bin Ziyad yang sebenarnya sudah lebih dahulu melakukan penaklukan atas Andalusia yang kala itu dikuasai kerajaan Visghot di bawah kepemimpinan Raja Roderick. Thariq ibn Ziyad menjadi pemimpin pasukan muslim untuk melakukan ekspansi atas perintah Musa bin Nushair. Musa bin Nushair sendiri adalah panglima perang dari Dinasti Umayyah yang saat itu di bawah kekhalifahan Walid I (memerintah 705 M-715 M). Thariq melakukan ekspansi sepanjang 711M - 718 M. Atas perannya, Islam pernah menguasai Andalusia sepanjang 8 abad. Saat melakukan ekspansi, Thariq sampai di sebuah gunung pertama kalinya di Andalusia. Itulah sebabnya gunung tersebut dinamai “Jabal At-Thariq” atau dalam istilah baratnya “Gibaltar”. Para sejarawan sepakat, Thariq adalah salah satu pemimpin pasukan perang yang terkenal. Begitu juga kiprahnya di dunia militer yang dinilai sangat sukses. Terdapat beberapa pend