Posts

Showing posts from May 4, 2020

Buta ...

Image
Suatu hari, para jamaah mengagumi berlimpahnya jumlah mereka di sebuah masjid, dan Imam Ahmad Ibn Hanbal, semoga Allah SWT mengampuni dia, hadir ... Mereka berkata kepadanya : Bayangkanlah betapa banyak jamaah yang ada ..? Dia menjawab : Tidak ada seorang pun .. alangkah terkejutnya mereka dengan jawabannya, mereka berkata kepadanya : Apakah anda buta ..?! Dan tanggapan mereka sangat tidak sopan dan kurang rasa hormat ..! Tetapi beliau menanggapi mereka : Si buta .. adalah Siapa pun yang menutup matanya dari seorang janda yang memikul rasa sakit di kepalanya, karena beban yang berat ..! Buta .. adalah Siapa yang pergi menuju ke Baitullah, tapi berpaling dari anak yatim & orang miskin..! Buta ..adalah  Yang bersujud kepada Allah, namun congkak terhadap hamba-Nya ..! Buta ..adalah Siapa yang berada di barisan shaf pertama .. Tapi dia tidak hadir & absen pada barisan orang lapar, & absen mengatakan yang haq (kebenaran) ..! Orang buta ... adalah yang memberi sedekah hanya sehar

Mengapa GHIBAH Disamakan Dengan MEMAKAN Bangkai Manusia?

Image
Allah ‘azza wa jalla berfirman, وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ “Dan janganlah kalian saling menggunjing. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Hujurat: 12). Dalam ayat di atas, Allah ta’ala menyamakan orang yang mengghibah saudaranya seperti memakan bangkai saudaranya tersebut. Apa rahasia dari penyamaan ini? Imam Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan, “Ini adalah permisalan yang amat mengagumkan, diantara rahasianya adalah: Pertama , karena ghibah mengoyak kehormatan orang lain, layaknya seorang yang memakan daging, daging tersebut akan terkoyak dari kulitnya. Mengoyak kehormatan atau harga diri, tentu lebih buruk keadaannya. Kedua , Allah ta’ala menjadikan “bangkai dagi

Lailatul Qadar

Image
Mengapa ia dinamakan lailatul qadar? 1 - Sebagian ulama mengatakan, penamaan itu sebagai pengagungan terhadap malam lailatul qadar, firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya.” (Al-An’am: 91). Artinya, malam itu memiliki keagungan berupa diturunkannya Al-Qur’an, turunnya para malaikat Allah, serta malam yang dipenuhi oleh berkah, rahmat & ampunan Allah SWT. 2 - Pendapat lain mengatakan bahwa makna al-qadar adalah tadyiq (mempersempit). Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.” (Ath-Thalaq: 7). Artinya, turunnya malam lailatul qadar dirahasiakan oleh Allah dan tidak diinformasikan kepada manusia secara umum. 3 - Pendapat ketiga mengatakan, makna al-qadar bahwa pada malam itu Allah menentukan semua ketetapannya yang akan terjadi selama setahun penuh. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Pada malam itu dijelaskan segala urusan

Masuklah ke Syurga bersama Saudaramu

Image
Pada suatu hari, Rasulullah SAW sedang berkumpul dengan para sahabatnya. Di tengah perbincangan dengan para sahabat, tiba-tiba Rasulullah SAW tertawa ringan sampai terlihat gigi depannya. Umar r.a. yang berada di situ, bertanya : "Apa yang membuatmu tertawa wahai Rasulullah ?" Rasulullah SAW menjawab : "Aku di beritahu Malaikat, bahwa pada hari kiamat nanti, ada dua orang yang duduk bersimpuh sambil menundukkan kepala di hadapan Allah SWT". Salah seorang mengadu kepada Allah sambil berkata : ‘Ya Rabb, ambilkan kebaikan dari orang ini untukku karena dulu ia pernah berbuat zalim kepadaku'. Allah SWT berfirman : "Bagaimana mungkin Aku mengambil kebaikan saudaramu ini, karena tidak ada kebaikan di dalam dirinya sedikitpun ?" Orang itu berkata : "Ya Rabb, kalau begitu, biarlah dosa-dosaku di pikul olehnya". Sampai di sini, mata Rasulullah SAW berkaca-kaca. Rasulullah SAW tidak mampu menahan tetesan airmatanya. Beliau menangis. Lalu, beliau Rasulu

Sayyidah Ummu Sulaim Radhiyallahu 'Anha (Pemilik Mahar Termulia)

Image
Rasulullah ﷺ bersabda, "Ketika aku memasuki surga, aku mendengar suara langkah kaki, lalu aku bertanya: "Siapa itu?". Malaikat menjawab: "Itu Ghumaisho' binti Milhan, ibunda Anas bin Malik". (HR. Imam Muslim) Ummu Sulaim adalah satu shahabiyah yang banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah. Hadits yang diriwayatkan olehnya sekitar 14 hadits, beliau juga termasuk perempuan-perempuan mulia yang ada di sekeliling Rasulullah ﷺ dan mempunyai keutamaan besar sebagai seorang shahabiyah sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Shahih Imam Bukhari. Ummu Sulaim adalah perempuan dari kalangan Anshor, yang berasal dari suku Khazraj, bernasab sampai kepada keturunan Adiy bin Najjar yang merupakan seorang tukang kayu. Oleh karena itu, Ummu Sulaim pandai membuat cindera mata, karena nenek moyangnya juga ahli dalam hal tersebut. Nama aslinya adalah Ghumaisho' dan juga dipanggil dengan Rumaisho' binti Milhan dari kaum Anshor, atau yang lebih dikenal dengan kunyahnya yait

Sayyidah Asma' binti Abu Bakar Radhiyallahu 'Anha (pemilik dua ikat pinggang)

Image
Beliau adalah Ummu Abdullah al-Qurasyiyah at-Tamiyah putri dari seorang laki-laki yang pertama masuk Islam setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wassallam, penghulu kaum muslimin yakni Abu Bakar Ash-Shiddiq sedangkan ibunya bernama Qatilah binti Abdul Uzza al-Amiriyah. Asma adalah ibu dari sahabat seorang pejuang yang bernama Abdullah bin Zubeir. Beliau adalah saudari dari Ummul mukminin Aisyah radhiyallahu 'anha yang mana usia beliau lebih tua belasan tahun daripada Aisyah. Beliau adalah wanita muhajirah yang paling akhir wafat. Asma' masuk Islam setelah ada 7 orang yang masuk Islam. Beliau membaiat Nabi shallallahu 'alaihi wassallam & beriman kepadanya dengan iman yang kuat. Di antara tanda baiknya Islam beliau adalah tatkala ibunya yang bernama Qatilah (telah diceraikan oleh Abu Bakar tatkala zaman jahiliyah) mendatanginya & mengunjunginya, beliau enggan menemuinya & menolak hadiah darinya.  Di dalam Shahihain dari Asma binti Abu Bakar radhiyallahu &

Sayyidah Fathimah binti Al-Khaththab Radhiyallahu 'Anha

Image
Beliau adalah Fathimah binti al-Khaththab bin Naufal bin Abdul `Uzza bin Rabah bin Abdullah bin Qarath bin Adi bin Ka'ab. Beliau termasuk wanita yang terhormat, memiliki wajah yang cantik & tinggi, termasuk keluarga kaum Quraisy yang paling mulia & paling kuat, lemah lembut & halus perangainya. Fathimah radhiyallahu 'anha tumbuh dalam keluarga Khattab bin Naufal al-Makhzumi al-Qurasyi yang dikenal keutamaan & kemuliaannya yang memiliki kedudukan dan nasab yang terpandang. Bapaknya juga dikenal sebagai orang yang dapat mendidik anak-anaknya dengan keutamaan-keutamaan menurut orang Arab terutama dalam hal kekuatan dalam  membentuk kepribadian. Tatkala Fathimah telah sampai usia dewasa & telah baligh maka Said bin Zaid bin Amru bin Naufal melamarnya kemudian hidup bersama dengan kehidupan suami istri yang paling harmonis dalam keserasian, saling memahami, saling menghormati secara timbal balik. Said suami Fathimah masuk Islam melalui perantaraan sahabat yang ag

NASEHAT EMAS DARI IMAM SYAFI'I

Image
1. "Bila kau tak mau merasakan lelahnya belajar, maka kau akan menanggung pahitnya kebodohan" (Imam Syafi'i) 2. "Jangan cintai orang yg tidak mencintai Allah, kalau Allah saja ia tinggalkan, apalagi kamu" (Imam Syafi'i) 3. "Barang siapa yang menginginkan husnul khatimah, hendaklah ia selalu bersangka baik dengan manusia" (Imam Syafi'i) 4. "Doa disaat tahajud adalah umpama panah yang tepat mengenai sasaran" (Imam Syafi'i) 5. "Ilmu itu bukan yang dihafal tetapi yang memberi manfaat" (Imam Syafi'i) 6. "Siapa yang menasehatimu secara sembunyi-sembunyi, maka ia benar-benar menasehatimu. Siapa yang menasehatimu di khalayak ramai, dia sebenarnya menghinamu" (Imam Syafi'i) 7. "Berapa banyak manusia yang masih hidup dalam kelalaian, sedangkan kain kafan sedang di tenun" (Imam Syafi'i) 8. "Jadikan akhirat dihatimu, dunia ditanganmu dan kematian dipelupuk matamu" (Imam Syafi'

Khalifah Umar bin Abdul Azis

Image
Alasan Khalifah Umar bin Abdul Azis Larang Pejabat Berbisnis, Masih Relevan Setelah 1.300 Tahun   Khalifah Umar bin Abdul Azis dari Dinasti Umayyah dikenal karena kejujuran dan kesederhanaannya. Dia seorang yang zuhud dan dikenal sebagai salah satu contoh pemimpin terbaik dalam sejarah peradaban islam. Saat dilantik menjadi Khalifah tahun 717, Umar bin Abdul Azis baru berusia 37 tahun. Usia yang masih sangat muda mengingat wilayah kekuasaan Bani Umayyah sangat luas kala itu. Reformasi di berbagai bidang segera dijalankan oleh Umar. ketika dilantik sebagai Khalifah, dia menjual seluruh kekayaannya & disumbangkan ke Baitul Mal. Dia juga mengembalikan tanah rakyat yang dulu dirampas oleh pemerintah tanpa sebab. Umar memotong gajinya sendiri, sehingga lebih rendah dari kebanyakan masyarakat di negerinya itu. Dia juga menjalankan reformasi di bidang ekonomi, pertanian dan hukum. Menggaji hakim di atas profesi lain agar bersikap adil, & melarang keras suap. Pejabat tak lagi memili

Bulan Sya'Ban

Image
MENGENAL BULAN SYA'BAN DAN MASALAH TERKAIT Tentang Bulan Sya’ban,  Bulan Sya’ban adalah bulan ke-8 dalam penanggalan Hijriah. Terletak antara 2 bulan yang mulia, yaitu Rajab dan Ramadan. Karenanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda ketika ditanya tentang bulan Sya’ban : ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاس عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ “Inilah bulan yang sering disepelekan orang, terdapat antara Rajab dan Ramadan.” (HR. Ahmad dan Nasa’i, dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, 1898) Keistimewaan Bulan Sya’ban dan Puasa Di Dalamnya Keistimewaan bulan Sya’ban, dinyatakan dalam kelanjutan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di atas : وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ “Dia adalah bulan diangkatnya amal-amal (manusia) kepada Tuhan semesta Alam. Maka aku ingin ketika amalku sedang diangkat, aku sedang berpuasa.” (HR. Ahmad dan Nasa’i, dinyatakan hasan

Hal-hal yang Membolehkan Seseorang Tidak Berpuasa

Hal-Hal yang Membolehkan Seseorang Tidak Berpuasa 1- Sakit Orang sakit dibolehkan tidak berpuasa di bulan Ramadhan. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :  “Dan barangsiapa diantara kamu yang sakit atau sedang bepergian maka ia boleh tidak berpuasa dan menggantinya di hari lain.” (Al-Baqarah: 184). Kondisi sakit yang membolehkan seseorang tidak berpuasa adalah sakit yang akan menimbulkan kesulitan atau kemudharatan jika ia berpuasa. Orang Sakit yang Tidak Berpuasa . . . Jika penyakit yang diderita masih menyimpan harapan untuk sembuh, maka orang tersebut diwajibkan mengganti puasanya di hari lain sejumlah hari yang ditinggalkannya. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :  “Dan barangsiapa diantara kamu yang sakit atau sedang bepergian maka ia boleh tidak berpuasa dan menggantinya di hari lain.” (Al-Baqarah: 184). Jika penyakit yang diderita tidak ada harapan sembuh, seperti penyakit yang akut atau orang yang sakit telah tua renta dan tidak mampu lagi berpuasa , maka ia wajib memberi maka

Puasa Sunnah

Image
Puasa Sunnah Semua jenis puasa yang tidak diwajibkan, namun dilaksanakan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Puasa sunnah mengandung keutamaan yang banyak dan pahala yang besar. Dalam sebuah hadits qudsi dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : “Semua amal anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya antara 10 sampai 700 kali lipat, kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku dan Akulah yang akan menentukan balasannya .” [Muttafaq ‘Alaih] Hari-Hari yang Disunnahkan Berpuasa 1- Enam Hari di Bulan Syawal Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam bersabda :  “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan kemudian ia tambah 6 hari di bulan Syawal maka ia seakan puasa satu tahun penuh .” [HR. Muslim] Puasanya berturut-turut atau terpisah. 2- Puasa 9 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :  “Tidak ada hari-hari yang paling dicintai oleh Allah jika seseora