ACCOUNTING CYCLE

Tujuan pokok akuntansi adalah menyediakan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan oleh para pengambil keputusan. Untuk dapat menghasilkan informasi yang diinginkan, akuntan melakukan serangkaian kegiatan berupa pengumpulan dan pengolahan data akuntansi secara sistematik selama periode berjalan, biasanya selama 1 tahun. Aktivitas pengumpulan dan pengolahan data akuntansi secara sistematik dalam satu periode akuntansi tersebut dikenal sebagai proses akuntansi atau siklus akuntansi.

Menurut Harnanto (2002), siklus akuntansi yang lengkap terdapat 11 tahap, tetapi 2 tahap diantaranya bersifat opsional. Di bawah ini adalah beberapa tahapan dalam siklus akuntansi.

1. Identifikasi Transaksi
Langkah pertama dalam siklus akuntansi adalah mengidentifikasi transaksi. Akuntan harus mengidentifikasi transaksi sehingga dapat dicatat dengan benar. Tidak semua transaksi dapat dicatat, transaksi yang dapat dicatat adalah transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan perusahaan dan dapat dinilai ke dalam unit moneter secara objektif. Selain itu, transaksi yang akan dicatat juga harus dilengkapi dengan bukti, jika tidak dilengkapi dengan bukti maka transaksi tidak dapat dicatat dan dilaporkan dalam penyajian laporan keuangan. Bukti transaksi biasanya berupa kuitansi, nota, faktur, bukti kas keluar, memo penghapusan piutang dan lain sebagainya. Bukti-bukti tersebut tentu saja harus sah dan diverifikasi.

2. Analisis Transaksi
Setelah mengidentifikasi transaksi, akuntan harus menentukan pengaruhnya terhadap posisi keuangan. Untuk memudahkan, Anda dapat menggunakan persamaan matematis:

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas.

Sistem pencatatan adalah double-entry system, yaitu setiap transaksi yang dicatat akan berefek terhadap posisi keuangan baik pada kolom debit dan kolom kredit dalam jumlah yang sama. Sehingga setiap transaksi mempengaruhi sekurang-kurangnya 2 rekening pembukuan.

3. Pencatatan Transaksi kedalam Jurnal
Setelah informasi transaksi dianalisis, kemudian dicatat secara runtut di buku jurnal. Jurnal adalah suatu catatan kronologis tentang transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu periode akuntansi. Proses pencatatan transaksi kedalam jurnal  disebut penjurnalan (journalizing).  Terdapat 2 macam jenis jurnal yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum dikenal dengan istilah jurnal saja. Biasanya pencatatan transaksi dimasukan kedalam satu rekening yang didebit dan satu rekening dikredit. Sedangkan, jurnal khusus, diselenggarakan untuk meningkatkan efisiensi pencatatan terhadap transaksi yang berulang. Contohnya seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, dan lainnya.

4. Posting Buku Besar
Langkah selanjutnya yaitu melakukan posting transaksi yang sudah dicatat dalam jurnal ke dalam buku besar. Buku besar adalah kumpulan rekening-rekening pembukuan yang masing-masing digunakan untuk mencatat informasi tentang aktiva tertentu. Pada umumnya, perusahaan mempunyai daftar susunan rekening-rekening buku besar yang disebut chart of accounts (COA). Masing-masing rekening biasanya diberi nomor kode, untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan membuat cross-reference dengan pencatatan transaksi di dalam jurnal.

5. Penyusunan Neraca Saldo
Neraca saldo adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar pada periode tertentu. Cara menyusun neraca saldo sangat mudah, kamu hanya perlu memindahkan saldo yang ada di buku besar ke dalam neraca saldo untuk disatukan. Saldo pada neraca saldo harus sama jumlahnya. Jika jumlah saldo debit tidak sama dengan jumlah yang ada di kredit maka dikatakan bahwa neraca saldo tidak seimbang, dan dapat dipastikan masih ada kesalahan. Jika demikian, maka akuntan harus mencari kesalahan yang terjadi sebelum laporan disusun.

6. Penyusunan Jurnal Penyesuaian
Jika pada akhir periode akuntansi terdapat  transaksi yang belum dicatat atau ada transaksi yang salah, atau perlu disesuaikan maka dicatat dalam jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian dilakukan secara periodik, biasanya saat laporan akan disusun. Pencatatan jurnal penyesuaian sama seperti pencatatan transaksi umumnya. Transaksi penyesuaian dicatat pada jurnal penyesuaian dan kemudian dibukukan kedalam buku besarnya. Setelah itu saldo yang ada di buku besar siap disajikan dalam laporan keuangan. Dengan kata lain hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang disusun secara akrual basis. Apa saja yang akan di catat dalam jurnal penyesuaian, diantaranya adalah :

a. Kelompok akun yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas di awal

Beban dibayar di muka (Prepaid Expenses)

Biaya dibayar di muka (prepaid expense) dilakukan dengan 2 cara yaitu dicatat sebagai persekot biaya atau dicatat sebagai biaya. Pos ini awalnya dicatat sebagai aset karena karena kasnya telah dibayarkan, padahal jasa atau barangnya belum diterima. Misal dibayar semua di awal tahun, untuk beban selama satu tahun. Maka ketika bertemu dengan beban pada bulannya, maka harus dituliskan beban tersebut

Pendapatan diterima di muka (Unearned Revenue)
Pendapatan diterima di muka (unearned revenues) dilakukan dengan 2 cara yaitu diakui sebagai utang dan diakui sebagai pendapatan. Pos ini awalnya dicatat sebagai kewajiban. Kewajiban ini kemudian berubah menjadi pendapatan seiring dengan berlalunya waktu.

b. Kelompok yang melibatkan penerimaan atau pengeluaran kas di belakang
Piutang pendapatan (Accrued Revenues)

Pendapatan yang telah dihasilkan, tapi belum dicatat di akun pendapatan. Contohnya imbalan atas jasa yang telah diberikan seorang pengacara, namun belum ditagihkan ke kliennya pada akhir periode. Pendapatan yang Anda atau perusahaan peroleh telah diberikan oleh pelanggan. Akan tetapi pelayanan belum diberikan. Maka dibuatlah penyesuaian piutang pendapatan.

Beban masih harus dibayar (Accrued Expenses)

Beban yang telah terjadi, tapi belum dicatat di akun beban. Ini mengacu pada suatu kewajiban yang telah dilakukan kepada perusahaan, tapi belum dibayarkan. Contohnya utang gaji kepada karyawan.

Hal lain lagi yang perlu dicatat dalam jurnal penyesuaian untuk perusahaan jasa :

Penyusutan aktiva tetap (Depreciation).

Alokasi biaya perolehan atau sebagian besar harga perolehan suatu aset tetap selama masa manfaat aset tersebut. Besar nilai yang dapat disusutkan adalah selisih antara harga perolehan dengan nilai sisa, yaitu nilai aset tersebut pada akhir masa manfaatnya.

Kerugian piutang (Bad Debt Expense).

Memperlihatkan kerugian yang aktual atas piutang yang tidak tertagih.

Biaya pemakaian perlengkapan (Use of Equipment Costs).

Barang-barang yang digunakan untuk menunjang operasional usaha yang sifatnya habis pakai atau dapat habis baik fisik maupun nilai ekonomisnya

7. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Pada tahap ini, Anda hanya perlu menyusun neraca saldo ke-2 dengan cara memindahkan saldo yang telah disesuaikan pada buku besar ke dalam neraca saldo yang baru. Saldo dari akun-akun pada buku besar dikelompokan kedalam kelompok aktiva atau pasiva. Saldo antara kelompok aktiva dan pasiva pada neraca saldo ini juga harus seimbang. Namun, ingat saldo yang seimbang belum tentu benar tetapi saldo yang benar pasti seimbang.
Penyusunan Laporan Keuangan

8. Penyusunan Laporan Keuangan
Berdasarkan informasi pada neraca saldo setelah penyesuaian, tahap selanjutnya yaitu menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan yang disusun seperti:
a. Laporan laba rugi, untuk menggambarkan kinerja perusahaan.
b. Laporan perubahan modal, untuk melihat perubahan modal yang telah terjadi.
c. Neraca, dapat digunakan memprediksi likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas.
d. Laporan arus kas, memberikan informasi yang relevan mengenai kas keluar dan kas masuk pada periode berjalan.

9. Penyusunan Jurnal PenutupSetelah membuat laporan keuangan, akuntan harus membuat jurnal penutup. Jurnal penutup hanya dibuat pada akhir periode akuntansi saja. Rekening yang ditutup hanya rekening nominal atau rekening laba-rugi. Caranya adalah dengan me-nol kan atau membuat nihil rekening terkait. Rekening-rekening nominal harus ditutup karena rekening tersebut digunakan untuk mengukur aktivitas atau aliran sumber-sumber yang terjadi pada periode berjalan. Pada akhir periode akuntansi, rekening nominal sudah selesai menjalankan fungsinya sehingga harus ditutup. Selanjutnya, pada periode berikutnya dapat digunakan kembali untuk mengukur aktivitas yang baru dan mulai terjadi.

10. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan (Opsional)Pada langkah ini, akuntan menyusun neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo ini adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar setelah dibuatnya jurnal penutup. Oleh karena itu neraca saldo ini hanya memuat saldo rekening-rekening permanen saja. Tujuan pembuatan neraca saldo setelah penutupan adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo yang seimbang sudah benar. Sehingga penyusunan neraca saldo ini tidak wajib hanya bersifat opsional.

11. Penyusunan Jurnal Pembalik (Opsional)Tujuan jurnal pembalik adalah menyederhanakan prosedur pencatatan transaksi-transaksi tertentu yang terjadi secara repetitif pada periode berikutnya. Karena tujuannya untuk menyederhanakan maka tahap terakhir ini juga bersifat opsional. Jurnal pembalik biasanya dibuat pada awal periode berikutnya. Caranya dengan membuat jurnal pembalik dari jurnal penyesuaian yang telah dibuat. Dengan kata lain membalikan akun yang telah dibuat pada jurnal penyesuaian dari yang awalnya debit menjadi kredit dan dari yang awalnya kredit menjadi debit.

Demikianlah siklus akuntansi merupakan proses dimana aktivitas yang dimulai dari analisis dan pencatatan transaksi bisnis, serta berakhir dengan persiapan untuk aktivitas periode akuntansi selanjutnya melalui pembuatan jurnal penutup.

Comments

Popular posts from this blog

SEKILAS MENGENAL AKUNTANSI TERAPAN

9 TITIK TOTOK SYARAF UNTUK BERHENTI MEROKOK

LEARN ABOUT AURA