Prinsip 5C dalam Kredit


Apakah kamu tahu mengenai prinsip pemberian kredit 5C? Terlampir list 5C series dalam kredit, sebagai berikut:

 1.  Characteristic

Apa yang harus kamu periksa dalam karakteristik? Karakteristik pada prinsip pemberian kredit 5C adalah rekam jejak kredit baik itu pihak sendiri yang mengajukan, keluarga, usaha yang dimiliki dan juga karakteristik lainnya yaitu taraf hidup. Kamu harus bisa menyesuaikan pinjaman kredit dengan taraf hidup. Begitu pula dengan kemampuanmu dalam melakukan manajemen keuangan.

Indikasi risiko karakter yang umumnya akan diperhatikan bank

1. Calon debitur memiliki reputasi tidak baik dalam hubungan dengan masyarakat, rekan bisnis bahkan pihak bank itu sendiri. 

2. Permasalahan hubungan debitur dimaksud.

3. Debitur selalu bergonta-ganti supplier & tidak mendapat fasilitas hutang dagang. Hal ini merupakan salah satau indikator bahwa debitur tidak dapat dipercaya karena sering wan prestasi (ingkar janji).


Bagaimana cara bank menganalisa indikasi risiko aspek karakter

Reputasi : Informasi lingkungan tempat tinggal debitur & tempat usaha debitur

Hubungan bisnis : Trade checking

Hubungan dengan bank: Bank checking

 2.  Capacity

Kemudian selanjutnya adalah capacity atau kapasitas dimana yang akan menjadi perhatian adalah kapasitas perusahaan, kapasitas keuangan, & kapasitas pembayaran. Pastinya kamu selaku debitur, tidak mau ketika sudah mengajukan kredit lama tapi hasilnya malah kamu ditolak. Dari kapasitas perusahaan, harus dipastikan bahwa bisnisnya tetap bisa kuat & bertahan dengan beban hutang tersebut. Perhatikan juga dengan cash flow, pada saat cash flow saja sudah membuat kamu kesulitan membayar gaji serta operasional, lantas bagaimana jika dibuat membayar beban hutang? Jangan lupa juga dengan payment history, yang mana ini merujuk kepada kemampuan perusahaan kamu dalam membayar utang bulanan lainnya & ini juga berkaitan dengan pembayaran bunga dari kredit.

 

Ada 3 jenis kapasitas yang umum, yaitu :

  1. Managerial Capacity: Analisis kemampuan manajerial debitur
  2. Financial Capacity: Analisis kemampuan finansial perusahaan
  3. Technical Capacity: Analisis proses produksi

Penjelasan :

1.               Managerial Capacity

a.       Lihat pengalaman debitur dalam mengelola usaha

b.       Perkembangan usaha selama ditangani ybs.

 

Indikasi risiko aspek Managerial Capacity

a.       Manajemen bersikap one man show

b.       Manajemen agresif dalam pengembangan bisnis.

c.       Risiko: penyalahgunaan kredit untuk kegiatan diluar aktivitas usaha yang dibiayai

 

Mitigasi Risiko Managerial Capacity

a.       Mitigasi keuangan perusahaan dan kemungkinan pemindahan aset perusahaan

b.       Monitoring keuangan usaha yang lebih intens

c.       Persyaratan penarikan modal usaha untuk aktivitas di luar kegiatan usaha harus atas persetujuan bank

 

2.       Financial Capacity

a.       Kemampuan debitur mengelola keuangan perusahaan

b.       Sebagai first-way out dalam pengembalian kredit

 

Indikasi risiko aspek Financial Capacity

a.       Manajemen memiliki kemampuan mengelola keuangan yang buruk

b.       Kinerja keuangan perusahaan tidak baik tetapi memiliki prospek berkembang

c.       Risiko untuk bank: Keuangan usaha sewaktu-waktu dapat memburuk

 

Mitigasi risiko aspek Financial Capacity

a.       Persyaratan menyerahkan laporan keuangan secara rutin dan intens

b.       Monitoring kegiatan usaha dan transaksi usaha melalui Rekening Koran bank

3.       Technical Capacity

a.       Analisis proses produksi

b.       Identifikasi risiko pada proses produksi secara lengkap à Tools: SIPOK

c.       Mitigasi risiko yang mungkin ada

d.       Pertimbangkan dalam covenant

 

Indikasi risiko aspek Technical Capacity

a.       Secara teknis perusahaan menghadapi kendala ketidakpastian supply bahan baku

b.       Risiko: Keberlangsungan usaha terganggu

 

Mitigasi risiko aspek Technical Capacity

a.        Kontrak jangka panjang pembelian bahan baku

 

3.   Condition

Faktor lainnya adalah kondisi. Kondisi ini merupakan aspek yang tidak kalah penting dalam analisis kelayakan mendapat sebuah kredit. Uji kelayakan yang digunakan untuk kredit ini terfokus pada manajemen risiko. Yang perlu diperhatikan adalah menganalisa kondisi usaha, kondisi industri, dan kondisi ekonomi. Bila industry atau ekonomi sedang bagus namun kondisi usaha sedang buruk ataupun sebaliknya, pasti kredit akan lebih sulit cair.

 

Analisis

  1. Kondisi industry (Mikro)
  2. Kondisi ekonomi (Makro)

 

Tujuan

  1. Bersama informasi financial capacity, digunakan untuk memprediksi prospek usaha di masa yang akan mendatang
  2. Prediksi risiko kemungkinan gagal bayar

 

Indikasi risiko aspek condition

  1. Terdapat ketidakpastian ekonomi secara makro, baik karena suku bunga ataupun nilai tukar.
  2. Persaingan industry sejenis sangat ketat.
  3. Risiko untuk bank: Prospek usaha terganggu

 

4.   Capital

Capital atau modal, semakin besar proporsi dari modal maka bisa menjadi salah satu pedoman pembanding dengan modal bank. Pada awalnya investasi pribadi (70% modal pribadi dan 30% pengajuan kredit) pastinya akan lebih mudah disetujui pengajuan kreditnya. Kok bisa? Karenabank beranggapan bahwa kontribusi asset pribadi adalah lambing dari itikad baik dan optimism pengusaha dalam bisnisnya. Semakin tinggi presentase resiko yang ditanggung oleh pengusaha, otomatis semakin kecil proporsi resiko yang harus ditanggung oleh bank.

 

Ownshare (Dana Sendiri)

  1. Tingkat risiko yang siap ditanggung oleh pemilik
  2. Keseriusan menjalankan usaha dan pembayaran kredit

 

Yang dilihat

  1. DER (Debt to equity ratio)
  2. Pemenuhan ownshare dalam pembiayaan Kredit Modal Kerja (KMK) / Kredit Investasi (KI)

Indikasi risiko aspek Capital

  1. Modal usaha tidak mencukupi batas toleransi yang ditetapkan bank
  2. Debitur tidak memiliki kemampuan memperkuat permodalan sesuai batas toleransi bank
  3. Risiko untuk bank: Modal rendah dapat menyebabkan moral hazard

Mitigasi risiko aspek Capital

  1. Memastikan keuntungan digunakan untuk memperkuat modal usaha
  2. Persyaratan penarikan dividen/prive harus atas seijin bank

 

5.   Collateral

Dalam kolateral yang wajib menjadi perhatian adalah jaminan asset. Berbanding terbalik dengan kepercayaan umum, jaminan asset merupakan hal terakhir yang dilihat oleh bank sebelum memberikan pinjaman. Kolateral atau jaminan menjadi penting karena kita semua tidak hidup di dunia yang ideal (das sollen). Pada prakteknya, akan banyak terjadi kredit macet yang memaksa bank untuk eksekusi jaminan. Itu lah kenapa jaminan menjadi salah satu faktor, di mana perannya terbatas pada MENGAMANKAN saja, bilamana terjadi hal-hal di luar kondisi yang ideal (das sein).

 

Analisis

  1. Status kepemilikan (SHM/SHGB/SHP/SHGU/dll.)
  2. Kecukupan nilai agunan
  3. Bentuk pengikatan (HT/fiducia/gadai/cesie)

 

Tujuan

  1. Sebagai second way-out jika debitur wanprestasi
  2. Secara psikologis mengikat keseriusan debitur menjalankan usaha dan membayar kewajiban kredit. 

Indikasi risiko aspek collateral

  1. Nilai agunan tidak meng-cover
  2. Nilai agunan menurun karena kerusakan
  3. Agunan bukan milik calon debitur
  4. Pengikatan agunan bukan peringkat ke-1
  5. Risiko: Moral hazard

Mitigasi risiko aspek Collateral

  1. Kontrol cash-flow lebih ketat
  2. Asuransi

 

  

Comments

Popular posts from this blog

SEKILAS MENGENAL AKUNTANSI TERAPAN

9 TITIK TOTOK SYARAF UNTUK BERHENTI MEROKOK

LEARN ABOUT AURA