5 Langkah Mengembangkan Diri Sendiri
1. Tentukan tujuan yang hendak dicapai.
Menurut Chris Delaney dalam buku 101 Coaching Techniques, tujuan ini ada 2 macam, yaitu menjauhi target ketidaknyamanan (away from pain goal) seperti misalnya ingin berhenti merokok atau ingin agar tidak grogi lagi saat diinterviu, ataupun mencapai target yang menyenangkan (towards pleasure goal) seperti ingin menjadi jutawan atau kuliah lagi ke jenjang Diploma III, Diploma IV, Strata1, S2 atau S3. Akan tetapi, Delaney menyarankan agar kita menggunakan target yang menyenangkan karena dapat membuat pikiran kita menjadi lebih baik. Untuk contoh target “berhenti merokok” misalnya bisa diganti dengan target “hidup yang lebih sehat”.
1. Specific. Kalau memungkinkan, buat sedetil mungkin.
2. Measurable. Tujuan yang hendak dicapai hendaklah bisa diukur agar bisa dikuantifikasi.
3. Acceptable. Hasilnya bisa diterima
4. Realistic. Tujuan tersebut hendaknya yang bisa dicapai.
5. Timely atau Time-bound. Kapan tujuan tersebut akan “dieksekusi”? Apakah perlu dirinci lagi dalam sasaran antara yang lebih kecil?
2. Tentukan bagaimana cara untuk bisa sampai ke
tujuan itu.
Jika
tujuannya misalnya adalah pergi ke Cirebon, maka bila pegawai dari Jakarta bisa
dilakukan dengan banyak cara seperti naik kendaraan umum (bus, kereta api,
travel atau bahkan naik pesawat udara) ataupun naik kendaraan pribadi (mobil,
motor, sepeda). Jika tujuannya adalah melanjutkan kuliah dan untuk bisa
diterima ada seleksi atau ujian saringan, maka untuk bisa lulus adalah dengan
menguasai hal-hal yang diseleksi atau yang diujikan. Jika ada buku yang
membahas mengenai materi ujian atau ada kumpulan soal-soal periode sebelumnya,
maka membaca atau mempelajari buku-buku atau kumpulan soal-soal ini sama dengan
mengetahui “bagaimana sampai ke sana” dalam tujuan ke Cirebon. Untuk pejabat
fungsional maka untuk bisa sampai ke tujuan itu adalah berbagai hal (atau “apa
saja”) yang harus dilakukan untuk memperoleh angka kredit. Mengetahui dan
memahami peraturan terkait angka kredit tersebut kurang lebih sama dengan
mengetahui “cara mencapai Cirebon.”
3. Petakan
kelemahan dan kekuatan diri sendiri.
Untuk
calon mahasiswa maka pemetaan kekuatan dan kelemahan adalah dengan memahami
diri sendiri mengenai materi atau pelajaran apa saja yang sudah dikuasai dan
pelajaran apa yang belum dikuasai. Hal yang sudah dikuasai menjadi kekuatan,
& yang belum dikuasai menjadi kelemahan yang harus diatasi seperti misalnya
ikut Bimbingan Belajar (Bimbel) atau belajar bersama teman atau mulai meringkas
buku-buku teks terkait materi yang diuji atau mempelajari buku-buku kumpulan
soal-soal beserta jawabannya.
Menurut
metode GROW, langkah ketiga ini adalah Reality, yaitu mengetahui kebutuhan
yang akan dianalisis.
4. Bertindak (Action menurut metode COACH) atau menentukan berbagai opsi yang akan dilakukan (Option menurut metode GROW) berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
Beberapa penulis menyarankan untuk memotivasi diri sendiri karena dalam bertindak ini belum tentu sekali langsung berhasil. Apabila kelemahan yang telah dipetakan dapat diatasi, maka langkah ini mungkin tidak menjadi masalah. Akan tetapi, untuk hal-hal tertentu “jam terbang” kadang-kadang menentukan keberhasilan, sehingga tidak jarang dengan belum banyaknya pengalaman maka tidak langsung dapat berhasil. Mereka yang bisa memotivasi diri sendiri biasanya akan berhasil dalam melakukan langkah ini. Dalam metode GROW motivasi ini sama dengan Will. Dalam hal lainnya barangkali strategi juga ikut menentukan, termasuk kapan harus melakukan eksekusinya (timing) karena bisa jadi yang dihadapi sifatnya situasional yang tidak terjadi sepanjang waktu, sehingga bila dilaksanakan pada waktu yang tepat akan berhasil, sedangkan bila dilakukan pada waktu yang lain belum tentu sukses. Selain itu, persyaratan tidak jarang juga menentukan bisa-tidaknya suatu tindakan. Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) hal ini tentunya sudah sering dihadapi sehingga tidak terlalu menjadi masalah.
5. Memberi
umpan balik dan mereviu apa yang sudah dilakukan.
Dalam metode COACH disebut dengan istilah Checking, yang tidak jarang disarankan oleh para coach untuk merayakan keberhasilan bila ada langkah maju yang dihasilkan, atau bila sebaliknya, mundur memeriksa di bagian mana kesalahan terjadi. Pada langkah ini, beberapa penulis juga menyarankan untuk memotivasi diri sendiri karena banyak pula orang yang tidak tahan terhadap kegagalan yang terjadi sehingga menurunkan standar yang ingin dicapai atau membatalkan rencana semula.
Comments
Post a Comment