Shadow Boxing


Pada dasarnya, petinju atau pegiat shadow boxing harus membayangkan seperti pada saat pertandingan bahwa di depannya ada lawan dengan terus bergerak melingkari ring. Kemudian masuk dan keluar sambil melontarkan pukulan-pukulan kombinasi dari jab, straight, hook, dan uppercut. Selain itu, melontarkan kombinasi pukulan khusus pada pertandingan jarak dekat serta melakukan pergerakan badan, membayangkan pergerakan lawan atau posisi lawan serta pukulan yang datang dan harus dihindari atau diserang balik.

 

Istilah dalam dunia tinju yang berarti bertinju dengan bayangannya sendiri ini memiliki 2 sisi yaitu bisa baik atau bisa buruk :

1.     Untuk orang yang tidak euphoria sesaat dalam mempelajari sesuatu, maka yang bersangkutan akan menggunakan kemampuannya untuk menggali lebih dalam untuk memprediksi gerak-gerik lawan yang akan dihadapinya untuk mencapai tujuannya.

2.     Untuk orang yang terjangkiti euphoria sesaat dalam mempelajari sesuatu maka yang terjadi adalah sebaliknya, dimana yang bersangkutan akan semangat diawal namun tidak menggali lebih dalam untuk memprediksi gerak-gerik lawan yang akan dihadapinya, dan tidak ada implikasi untuk mencapai tujuannya.

 

Dari 2 sisi tersebut meskipun bergerak, berkeringat dan mengeluarkan energi melawan bayangannya sendiri namun hasil akhir yang menentukan tentu akan berbeda.

 

Apakah auditor perlu melakukan kegiatan semacam shadow boxing ?

Pengalaman bagi diri saya perlu, karena ilmu yang bermanfaat itu ilmu yang kita pelajari dan dalami secara bertahap kemudian diterapkan dalam pelaksanaan audit yang kita lakukan sehari-hari. Hal ini mengingat :

1.     Auditee yang kita hadapi nyata.

2.     Perbuatan atau transaksi yang disajikan untuk dilakukan kegiatan audit adalah nyata dan bukan sebatas teori.

3.     Adanya keterbatasan pengetahuan auditor yang tidak serta merta mengetahui segala sesuatunya meski peran menuntut untuk bisa melakukan semuanya dalam pelaksanaan pekerjaannya.

 

Tujuan shadow boxing akan kita rasakan adalah pada saat kita melakukan kegiatan konfirmasi kepada seseorang dimana :

1.     Tidak setiap orang mempunyai pemikiran dan pemahaman yang sama.

2.     Tidak setiap orang mempunyai karakteristik yang sama.

3.     Auditor tidak selalu harus menunjukkan posisinya sebagai watch dog yang merasa superior, karena adanya perubahan paradigma fungsi auditor yang bergeser dari watch dog menjadi konsultan bahkan saat ini dituntut untuk berperan sebagai katalis.

 

Ada beberapa langkah yang saya lakukan terkait shadow boxing dalam penugasan dengan salah satu metode yang saya coba buat dan kreasikan sendiri yaitu KENAL yang saya coba kreasikan sendiri dan cukup sesuai bagi saya, yaitu :

1.     Kenali

Temukan informasi yang ingin kita cari atas orang yang akan dilakukan konfirmasi sebelum kita bertemu dengan yang bersangkutan, jika memungkinkan lakukan dengan detil.

2.     Elaborasi

Mulailah dari pertanyaan terbuka, mulai dari yang ringan sampai dengan masuk kepada maksud dan tujuan untuk mengetahui rangkaian cerita agar selanjutnya bisa disandingkan dengan bukti-bukti yang ada.

3.     Natural

Lakukan pertanyaan tanpa terlihat adanya kepura-puraan, hindari langsung bertanya kepada maksud dan tujuan agar pihak terwawancara akan merasa nyaman.

4.     Analisa

Lihat posisi pihak terwawancara mulai dari gerak tubuh, nada bicara, dan perbuatan yang dilakukan atas pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan.

5.     Lakukan

Ketika kita sudah menguasai irama permainan dan terjalin adanya bounding atau rapport atau bahkan kita sudah menemukan adanya ketidaksesuaian antara pernyataan, alur cerita disandingkan dengan fakta dan bukti yang sudah ada, maka barulah kita melakukan pertandingan tinju yang sebenarnya.

 

Semoga bermanfaat. Salam.

Comments

Popular posts from this blog

SEKILAS MENGENAL AKUNTANSI TERAPAN

9 TITIK TOTOK SYARAF UNTUK BERHENTI MEROKOK

LEARN ABOUT AURA