JEMBATAN HIDUP MEGHALAYA

[​IMG]
Jika anda melihat jembatan tersebut, mungkin anda akan takjub bahwa jembatan tersebut tidak dibuat dari besi dan beton sebagaimana yang kita lakukan saat ini. Mengapa? Hal ini karena jembatan tersebut dibuat dari tumbuhan hidup yang akarnya merambat. Adalah suku Khasi dari Desa Meghalaya yang mempunyai ide cerdas menenun akar pohon membentuk struktur yang kokoh untuk dijadikan sebuah jembatan penyebrangan.

Lokasi jambatan tersebut terletak di Timur laut India, dekat dengan perbatasan Madagaskar. Desa Meghalaya sendiri merupakan bentangan hijau dari pegunungan berdaun dan hutan tropis tebal dengan guyuran hujan sepanjang tahun.

Air terjun jatuh dari atas lembah mengaliri sungai-sungai yang membelah rapatnya pepohonan. Namun, walau hujan membawa banyak berkah untuk mereka, bagi suku Khasi yang tinggal di dalam hutan, menyeberang lembah yang dibanjiri air saat hujan lebat merupakan tantangan tersendiri.

Arus air sungai yang deras membuatnya tidak bisa dilewati dengan berjalan kaki. Dahulu mereka membangun jembatan yang terbuat dari bambu, namun hancur seketika akibat hujan deras, mengakibatkan para penduduk Desa Meghalaya terdampar.
Meghalaya yang serba hijau
 
Sekitar 180 tahun lalu, tetua suku Khasi menawarkan solusi. Solusi tersebut menjelaskan bahwa akar pohon karet dipandu dalam buah pinang kopong untuh tumbuh mengarah ke seberang sungai. Setelah ditumbuhkan dan dirawat selama bertahun-tahun, akar itu pun mencapai seberang sungai, dan kekuatannya mampu menopang berat tubuh manusia.

Bisa mencapai 10 sampai 15 tahun untuk sulur-sulur yang kokoh dan sureal itu untuk mencapai seberang ke seberang. Namun pohon yang panjang usianya dan terus bertumbuh hanya memperkuat jembatan-jembatan itu, dimana bangunan itu tidak membutuhkan perawatan atau pembangunan kembali.
[​IMG]

Jembatan ala double decker Umshiang bisa dibilang yang paling terkenal, dengan dua tingkat menyeberangi sungai Umshiang. Dibangun 180 tahun lalu, dan ditemukan di luar Nongriat, desa kecil yang bisa dicapai dengan berjalan kaki. Penduduk pun berniat menambahkan tingkat ketiga. Sayangnya, dalam 25 tahun terakhir aktifitas pembangunan jembatan hidup ini menurun. Penduduk moderen mulai beralih ke baja dan tambang untuk konstruksi jembatan-jembatan baru. 
 
Nah begitulah sekilas informasi mengenai jembatan hidup tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

SEKILAS MENGENAL AKUNTANSI TERAPAN

9 TITIK TOTOK SYARAF UNTUK BERHENTI MEROKOK

LEARN ABOUT AURA