KARATE
Asal usul karate berasal dari seni beladiri tinju Negara Cina yang diciptakan
oleh Darma, guru Budha yang agung, manakala tengah bermeditasi di
Biara Shorinji, Gunung Sung, Provinsi Henan, Cina. Generasi Darma
selanjutnya menyebut bela diri ini dengan nama Shorinji Kempo yang
berakar di Okinawa melalui kontaknya dengan Negara Cina pada medio abad
ke-14.
Lahirnya karate sebagai seni bela diri diketahui pada abad ke–19 adalah Matsumara Shukon seorang prajurit samurai. Menurut
sejarah sebelum menjadi bagian dari jepang, Okinawa adalah suatu
wilayah berbentuk kerajaan yang bebas merdeka. Pada waktu itu Okinawa
mengadakan hubungan dagang dengan pulau – pulau tetangga. Salah
satu pulau tetangga yang menjalin hubungan kuat adalah Negara Cina. Hasilnya
Okinawa mendapatkan pengaruh yang kuat akan budaya Negara Cina. Sebagai
pengaruh pertukaran budaya itu banyak orang-orang Negara Cina dengan latar
belakang yang berbeda-beda datang ke Okinawa mengajarkan bela dirinya
pada orang-orang setempat. Sebaliknya orang-orang Okinawa juga banyak
yang Hijrah ke Cina sekembalinya ke Okinawa mengajarkan ilmu yang
sudah didapatkan di Cina.
Pada tahun 1477 Raja Soshin Nagamine di
Okinawa memberlakukan larangan pemilikan senjata bagi golongan
pendekar. Tahun 1608 kelompok Samurai Satsuma di pimpin oleh Shimazu
Lehisa masuk ke Okinawa dan tetap meneruskan larangan ini. Bahkan
pengadilan Bakhucon juga menghukum bagi orang yang melanggar larangan
sebagai tindak lanjut atas peraturan ini orang-orang Okinawa berlatih
Okinawa te (begitu mereka menyebutnya) dan Ryuku Kobudo (seni
senjata) secara sembunyi-sembunyi mereka berlatih. Tiga aliranpun
muncul masing-masing memiliki ciri khas yang namanya sesuai dengan
daerah asalnya, yaitu : Tomori, Shuri, dan Naha. Namun demikian pada
akhirnya Okinawa te mulai diajarkan ke sekolah-sekolah tidak lama
setelah itu Okinawa menjadi bagian dari Jepang, membuka jalan bagi
karate masuk ke Jepang. Gichin Funakoshi sebagai instruktur pertama
ditunjuk mengadakan demonstrasi karate di luar Okinawa bagi
orang-orang Jepang. Gichin Funakoshi sebagai Bapak Karate dunia
dilahirkan di Shuri, Okinawa, pada tahun 1868. Gichin Funakoshis
belajar karate pada Azato dan Itosu. Setelah berlatih begitu lama,
pada tahun 1916 Gitchin Funakoshi di undang ke Jepang untuk
mengadakan demonstrasi di Butokukai yang merupakan pusat dari seluruh
bela diri Jepang saat itu. Selanjutnya pada tahun 1921, Putra Mahkota
yang kelak akan menjadi kaisar Jepang datang ke Okinawa dan meminta
Gichin Funakoshi untuk demonstrasi karate. Bagi Gichin Funakoshi
undangan ini sangat besar artinya karena demonstrasi itu dilakukan di
arena istana Shuri. Setelah demonstrasinya yang kedua di Jepang,
Gichin Funakoshi seterusnya tinggal di Jepang selama di Jepang pula
Gichin Funakoshi banyak menulis buku-bukunya yang terkenal hingga
sekarang seperti “Ryukyu Kempo : Karate” dan “Karate
Kyoan”. Sejak saat itu klub-klub karate terus bermunculan baik
di sekolah dan Universitas. Gichin funakoshi selain ahli karate juga
pandai dalam sastra dan kaligrafi. Nama Shotokan diperolehnya sejak
kegemarannya mendaki gunung Torao (yang berarti ekor harimai). Dimana
dari sana terdapat banyak pohon cemara tertiup angin yang bergerak
seolah gelombang yang memecah dipantai. Terinspirasi oleh hal itu
Gichin funakoshi menulis sebuah nama “Shoto” sebuah nama
yang berarti kumpulan cemara yang bergerak seolah gelombang, dan
“Kan” yang berarti ruang atau balai utama tempat
murid-muridnya berlatih. Simbol harimau yang digunakan karate
shotokan yang dilukis oleh Hoan Kosugi (Salah satu murid pertama
Gichin Funakoshi), mengarah kepada filosofi tradisional Cina yang
mempunyai makna bahwa “Harimau tidak pernah tidur”.
Digunakan dalam karate Shotokan karena bermakna kewaspadaan dari
harimau yang sedang terjaga dan juga ketenangan diri pikiran yang
damai yang dirasakan Gichin Funakoshi ketika sedang mendengarkan
suara gelombang pohon cemara dari atas Gunung Torao. Sekalipun Gichin
Funakoshi tidak pernah memberi nama pada aliran karatenya,
murid-muridnya mengambil nama itu untuk dojo yang didirikannya di
Tokyo sekitar tahun 1936 sebagai penghormatan pada sang guru.
Shotokan adalah karate yang mempunyai ciri khas beragam teknik
pukulan, tendangan dan lompatan, gerakan yang ringan dan cepat.
Gichin Funakoshi percaya bahwa akan membutuhkan waktu seumur hidup
untuk berlatih menguasai untuk penekanan fisik dan bela diri. Gichin
Funakoshi mempertegas keyakinannya bahwa karate adalah sebuah seni.
Selanjutnya Gicin Funakoshi menjelaskan makna kata “kara”
pada karate mengarah kepada sifat kejujuran, rendah hati dari
seseorang. Walaupun demikian sifat kesatria tetap tertanam dalam
kerendahan hatinya, demi keadilan berani maju sekalipun berjuta lawan
tengah menunggu.
Filosofi Karate Gichin Funakoshi, diantaranya :
- Karate diawali dengan pemberian hormat dan diakhiri dengan pemberian hormat pula.
- Kekuatan dipergunakan sebagai pilihan terakhir dimana kemanusiaan dan keadilan tidak dapat mengatasi, tetapi apabila kepalan dipergunakan dengan bebas tanpa pertimbangan, maka yang melakukan akan kehilangan harga diri dihadapan orang lain.
- Sekali gerakan dapat membunuh lawan (Ichigeki Hissatsu)
- Pertama-tama kontrol dirimu sebelum mengontrol orang lain.
- Karate merupakan alat pembantu dalam keadilan
- Semangat yang utama, teknik kemudian.
- Kecelakaan timbul lantaran kecerobohan
- Senantiasa siap untuk membebaskan pikiranmu dari yang jahat
- Janganlah berpikir bahwa latihan karate cuma bisa di dojo
- Masukan karate dalam keseharianmu, maka kamu akan menemukan Myo
- Mempelajari karate memerlukan waktu seumur hidup dan tak punya batasan.
- Karate seperti air yang mendidih. Jika kamu tak memanaskannya secara teratur, ia akan menjadi dingin.
- Janganlah kamu berpikir kamu harus menang, tapi berpikirlah bahwa kamu tidak boleh kalah.
- Kemenangan tergantung pada keahlianmu membedakan titik-titik yang mudah diserang dan yang tidak.
- Pertarungan didasari oleh bagaimana kamu bergerak secara hati-hati dan waspada
- Berpikirlah bahwa tangan dan kakimu adalah pedang
- Jika kamu meninggalkan rumah, berpikirlah bahwa kamu memiliki banyak lawan yang menanti. Tingkah lakumulah yang mengundang masalah bagi mereka.
- Pemula harus menguasai postur dan cara berdiri, posisi tubuh yang alami untuk yang lebih ahli.
- Berlatih kata adalah satu hal, terlibat dalam pertarungan sungguhan adalah hal lain
- Jangan lupa secara tepat memperagakan kelebihan dan kekurangan dari kekuatan, peregangan dan konstraksi dari tubuh, serta cepat lambatnya teknik.
- Selalu berpikir dan berusahalah menemukan cara untuk hidup dengan aturan-aturan diatas setiap hari.
- Tak ada serangan pertama pada karate
Demikianlah makna yang terkandung dalam karate. Karena itulah
seseorang yang belajar karate sepantasnya tidak hanya memperhatikan
sisi tekhnik dan fisik, melainkan juga memperhatikan sisi mental yang
sama pentingnya. Seiring usia yang terus bertambah kondisi fisik akan
terus menurun. Namun kondisi mental seorang karate yang diperoleh
lewat latihan yang lama akan membentuk kesempurnaan karakter.
Akhirnya kata “Do” pada Karate do memiliki makna jalan
atau arah. Suatu filosofi yang diadopsi tidak hanya oleh karate tapi
kebanyakan seni bela diri Jepang dewasa ini.
Murid Gichin Funakoshi yang terkenal
- Hoan Kosugi (yang melukis lambang Shotokan / harimau)
- Shinken Taira (Ryuku Kobudo)
- Hironori Ohtsuka (Wado Ryu)
- Msatoshi Nakayama (JKA)
- Hidetaka Nishiyama, Shotokan ITKF
- Masutatsu Oyama (Kyoyushin – Ryu)
- Hirokazu Kanazawa (SKIF)
- Shigeru Egami (Shotokan)
- Tsutomu Ohshima (SKA)
- Yashuhiro Konishi
- Isao Obata
- Gigo Funakoshi
- Tsutomu Okazaki
- Takeshi Shimoda
- Shinken Gima
- Kimo Ito
- Genshin Hironishi
- Taiji Kase
- Hiroshi Noguchi
- Tomasaburo Okano
- Fusajiro Takagi
- Masamoto Takagi
- Tasuo Yamada
KATA SHOTOKAN
Kata yang berarti bentuk pola atau kembangan juga memiliki arti
sebagai filsafat. Kata memainkan peranan yang penting dalam latihan
karate. Setiap kata memiliki embusan pola dan arah dan bunkai praktik
yang berbeda-beda tergantung dari kata yang sedang diperagakan. Kata
dalam karate memiliki makna dan arti yang berbeda. Bahkan kata juga
menggambarkan sesuatu. Inilah kata sebagai filsafat. Oleh sebab
itulah kata memiliki peranan yang penting sejak jaman dulu dan
menjadi latihan inti dalam karate. Gichin funakoshi mengambil kata
dari perguruan Shorei dan Shorin. Shotokan memiliki 26 kata yang
terus dilatih hingga kini. Masing-masing kata mempunyai tingkat
kesulitan sendiri-sendiri. Karena itu wajib bagi tiap praktisi
Shotokan untuk mengulang berkali-kali bahkan ratusan kali.
Kata
|
Nama Asli
|
Arti
|
Heian shodan
|
Pinan Nidan
|
Pikiran tenang damai satu
|
Heian nidan
|
Pinan Shodan
|
Pikiran tenang damai dua
|
Heian sandan
|
Pinan Sandan
|
Pikiran tenang damai tiga
|
Heian Yondan
|
Pinan Yondan
|
Pikiran tenang damai empat
|
Heian Godan
|
Pinan Godan
|
Pikiran tenang damai lima
|
Tekki shodan
|
Naihanchin Shodan
|
Satria tunggang kuda satu
|
Tekki Nidan
|
Naihanchi Nidan
|
Satria tunggang kuda dua
|
Tekki Sandan
|
Naihanchi Sandan
|
Satria tunggang kuda tiga
|
Bassai dai
|
Passai
|
Menembus benteng
|
Kanku Dai
|
Kushanku
|
Memandang cakrawala
|
Enpi
|
Wanshu
|
Burung layang-layang terbang
|
Jion
|
Jion
|
Naba biksu budha
|
Jitte
|
Jitte
|
Bertarung 10 tangan
|
Gankaku
|
Chinto
|
Bangau diatas batu karang
|
Hangetsu
|
Seishan
|
Bulah separuh
|
Sochin
|
Sochin
|
Memberikedamaian bagi orang
banyak
|
Nijushiho
|
Niseishi
|
24 Langkah
|
Chinte
|
Chinte
|
Tangan yang luar biasa
|
Meikyo
|
Rohai
|
Cermin jiwa
|
Wankan
|
Wankan
|
Mahkota raja
|
Gojushiho Dai
|
Useishi
|
54 langkah besar
|
Unsu
|
Hakko
|
Tangan menyibak awan di angkasa
|
Gojushiho Sho
|
54 langkah kecil
|
|
kankusho
|
Menatap Langit
|
|
Bassai Sho
|
Menembus benteng kecil
|
|
Jiin
|
Menurut Japan Karatedo Federation (JKF) dan world karatedo federation
(WKF), yang dianggap sebagai aliran karate yang utama yaitu :
- Shotokan, 2. Goju Ryu, 3. Shito Ryu, 4.Wado Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai aliran karate yang utama
karena turut serta dalam pembentukan Zen – Nippon Karatedo
Renmei / Japan Karatedo Federation dan world Karatedo Federation.
Namun aliran karate yang terkenkan di dunia bukan hanya empat aliran
diatas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin, shorin ryu
dan Uechi Ryu Karate tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan
dikenal sebagai aliran karate yang termasyhur, walaupun tidak
termasuk dalam “4 (empat) besar WKF”. Di negara Jepang,
organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah Japan
Karatedo Federation (JKF). Adapun organisasi yang mewadahi Karate
Seluruh dunia adalah WKF (World Karate Federation) dahulu WUKO (World
Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International
Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional.
Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Sport
Karate yang bersifat Non Contact, berbeda dengan aliran Kyokushin
atau Daidojuku yang full body Contack.
Adapun ciri khas dan latar
belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam “4
besar JKF” adalah sebagai berikut :
- Shotokan
Shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Gichin Funakoshi.
Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari
Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupan akumulasi dan sandarisasi
dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh
Gichin Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hisatsu, yaitu satu
gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang
rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan shotokan
cenderung/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu
pukulan dan tangkisan dengan lawan.
- Goju Ryu
Goju memiliki arti keras lembut. Aliran ini memadukan teknik keras
dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate
tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan
meningkatnya popularitas Karate di Jepang (Setelah masuknya Shotokan
ke Jepang) Aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi.
Chojun Miyagi memperbaharui banyak teknik – teknik aliran ini
menjadi aliran Goju Ryu, sehingga banyak orang menganggap Chojun
Miyagi sebagai pendiri Goju Ryu. Berpegang pada konsep bahwa “dalam
pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas
pukulan”. Sehingga Goju Ryu menekankan pada latihan SANCHIN
atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan
yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju Ryu
menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan
peraturan jarak rapat.
- Shito Ryu
Aliran Shito Ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari
banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito Ryu, yaitu adalah 43
Kata, lebih banyak dari aliran lain. Sebagai perbandingan, Shotokan
memiliki 26, Wado memiliki 17, Goju Memiliki 12 Kata. Dalam
pertarungan, ahli Karate Shito – Ryu dapat menyesuaikan diri
dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperi Shotokan secara frontal,
maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
- Wado – Ryu
Wado Ryu adalah aliran karate yang unik karena berakar pada seni
beladiri Sindro Yoshin Ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang
yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado
Ryu selain mengajarkan tekhnik Karate juga mengajarkan teknik kuncian
dan/bantingan Jujutsu. Didalam pertarangan, ahli Wado Ryu
menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara
frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir
(bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsui
seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan
tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado Ryu juga
mampu menyelesaikan diri dengan peraturan yang ada dan berbanding
tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut. Sedangkan aliran lain
yang besar walaupun tidak termasuk dalam 4” besar JKF”
antara lain adalah :
- Kyokushin
Kyokushin termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan
tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang,
serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama
pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sensai Masutatsu Oyama.
Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini
menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut
untuk berani melakukan full body contact kumite, yakni tanpa
perlindungan, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela
diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran
ini juga menerapkan hyakunin kumite (Kumite 100 orang) sebagai ujian
tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut
sensai Masutatsu oyama sendiri telah melakukan kumite 200 orang.
Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite
berturut-turut.
- Shorin Ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa.
Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsume
Anko Itoso, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari
Gichin Funakoshi, selain Azato. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin
Ryu banyak persamaannya dengan shotokan. Perbedaan yang mencolok
adalah bahwa Shorin Ryu juga mengajarkan bermacam – macam
senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.
- Uechi Ryu
Aliran ini adalah aliran karate yang paling banyak menerima pengaruh
dari bela diri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi,
belajar beladiri langsng diprovinsi Fujian D China. Oleh karena itu,
gerakan dari aliran Uechi Ryu Karate sangat mirip dengan kungfu
aliran Fujian, terutama aliran Baihequen (Bangau putih).
Latihan Dasar Karate terbagi tiga sebagai berikut
- Kihon, yaitu latihan teknik –teknik dasar karate seperti tehknik memukul, menendang, menangkis dan membalas
- Kumite yaitu latihan tanding atau sparing
- Kata yaitu latihan jurus memperagakan teknik kihon & komite
Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran
tradisional dan aliran olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan
aspek bela diri dan teknik berkelahi sementara aliran olah raga lebih
menumpukan teknik–teknik untuk pertandingan olah raga.
Pelatihan kihon dimulai dari mempelajari pukulan, tendangan dan
tangkisan. Pada tahap DAN atau sabuk hitam, karateka dianggap sudah
menguasai seluruh Kihon dengan baik dan untuk menggunakan senjata
seperti tongkat (bo) ruyung (nunchaku)
Kata
Kata secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak
hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga
mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap kata memiliki
jumlah ritme gerak dan pernapasan yang berbeda-beda. Dalam kata ada
yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi dari gerakan-gerakan
kata yang dimainkan. Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama
yang berbeda untuk tiap kata. Sebagai Contoh: Kata Tekki aliran
Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu.sebagai
akibatnya Bungkai (aplikasikata) tiap aliran juga berbeda.
Kumite
Kumite secara harfiah berarti “pertemuan tangan”. Kumite
dilakukan oleh karateka tingkat lanjut (Sabuk biru atau lebih).
Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada karateka
tingkat pemula (sabuk hijau) sebelum melakukan kumite bebas (jiyu
kumite) praktisi memplajari kumite yang diatur(go hon kumite) atau
(Yakusoku kumite) untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan
Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan. Untuk aliran shotokan di
Jepang, kumite hanya dilakukan oleh karateka yang sudah mencapai
tingkat tinggi (Sabuk Hitam). Praktisi Kyokushin diperkanankan untuk
melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan
bertanding. Untuk aliran kombinasi seperti Wado Ryu, yang tekniknya
terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka kumite dibagi menjadi
dua macam, yaitu kumite untuk persiapan Shiai, dimana yang dilatih
hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan
Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, dimana semua teknik
dipergunakan, termasuk teknik Jujutsu seperti bantingan, kuncingan
dan menyerang titik vital.
Sejarah Karate di Indonesia
Masuknya karate ke tanah air dipelopori oleh Mahasiswa Indonesia yang
sudah menyelesaikan studinya di Jepang. Baud Adikusumo, Muchtar dan
Karyanto mendirikan dojo yang memperkenalkan aliran Shotokan. Dojo
ini didirikan di Jakarta, tahun 1963. Tahun- berikutnya mereka
membentuk suatu wadah yang saat itu disebut PORKI (Persatuan Olahraga
Karate Indonesia). Kemudian datang pula mahasiswa Indonesia yang juga
telah belajar di Jepang seperti Setyo Haryono. Anton di Lesiangi,
Chairul Taman dan Sabeth Muchsin, Marcus Basuki yang juga
mengembangkan karate tanah air. Perkembangan karate tanah air juga
mencatat kedatangan ahli-ahli karate Jepang yang datang ke tanah air,
antara lain Masatoshi Nakayama Shotokan , Oishi Shotokan, Nakamura
Shotokan, Kawawada shotokan, Matsusaki Kushinryu, Masutatsu Oyama
Kyokushinryu, Ishilshi Gojuryu dan Hayashi Shitoryu. Melihat dan
antusiasme menyebabkan karate tumbuh pesat di tanah air yang dapat
dilihat dari banyaknya organisasi karate. Namun demikian karena
ketidakcocokan para tokoh, akhirnya PORKI mengalami perpecahan. Pada
akhirnya, dilandasi dengan itikad baik untuk bersatu dan keinginan
bersama untuk mengembangkan karate, para tokoh karate sepakat untuk
membentuk wadah baru yang brnama FORKI (Federasi Olahraga Karate Do
Indonesia) tahun 1972. Karena semakin dikenal diseluruh Indonesia.
Mereka mengembangkan karate dengan mendirikan perguruan. Dengan
semakin besarnya pengaruh karate di Indonesia akhirnya diubahlah nama
PORKI (Federasi Olahraga Karate Do Indonesia) menjadi FORKI (Federasi
Olahraga Karae Indonesia) yang merupakan induk organisasi semua
perguruan karate di Indonesia. FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do
Indonesia) yang sekarang menjadi perwakilan WKF (Wordl Karate
Federation) untuk Indonesia. Dibawah bimbingan FORKI, para Karateka
Indonesia dapat berlaga di forum Internasional terutama yang
disponsori oleh WKF.
Tokoh Karete Indonesia
Baud Adikusumo (INKADO)
Sabeth Mukhsin (INKAI)
Anton Lesiangi (LEMKARI)
Nardit T (WADOKAI)
Bert Lengkong (SHINDOKA)
Chairul Taman (KHUSHINKAI)
Setyo Haryono (GOJU RYU)
Marcus Basuki (SHITORYU)
Dan masih banyak lagi yang lainnya
FORKI
(Federasi Olah Raga Karate – do Indonesia)
Arti lambang lambang FORKI segi lima dengan garis bawah membentuk
sudut melambangkan olah raga karate yang dibina oleh FORKI, berdiri
atas dasar semangat revolusi 17 Agustus 1945, berazaskan Pancasila
dan Sumpah Karate. Tujuh buah lingkaran melambangkan keolahragaan
karate dan Sapta Prasetia FORKI. Gambar huruf K menggambarkan seorang
karateka yang sedang siap sedia. Warna Kuning melambangkan keagungan
warna hitam melambangkan keteguhan tekad. Warna merah melambangkan
keberanian warna putih melambangkan kesucian.
INKAI
(INSTITUT KARATE DO INDONESIA )
Arti
Lambang bulatan bumi berwarna Merah Putih yang diikat Sabuk Hitam
didalam sebuah lingkaran yang berwarna dasarnya kuning, melambangkan
anggota INKAI yang bersatu pada ikatan kekeluargaan berdasarkan
prinsip-prinsip karate-do
Artikel karate yang lengkap sekali . Layak dijadikan referensi.
ReplyDeleteteknik dasar bola basket