Sifat Mustahil Bagi Allah SWT

Setelah mengetahui sifa-sifat Allah SWT, ada baiknya kita juga mempelajari sifat mustahil bagi Allah SWT. Sifat mustahil ini adalah kebalikan dari sifat wajib. Maksudnya sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah Azza wa jalla yang Maha Sempurna.Berikut sifat-sifat mustahil bagi Allah beserta artinya menurut dalil agama.

1. Adam = Tiada
Sifat mustahil yang pertama adalah Adam yang berarti tiada. Sifat ini kebalikan dari wujud yang artinya ada. Dalil naqli yang menunjukkan adanya Allah Ta’ala, berdasarkan ayat-ayat suci Al Qur'an adalah :

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy . Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”(QS.Al-Araf : 54)

“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan, menjelaskan tanda-tanda , supaya kamu meyakini pertemuan dengan Tuhanmu.” (QS. Ar-Ra’d : 2)

2. Huduts = Ada yang mendahului
Hudust berarti ada yang mendahului, merupakan lawan kata dari qidam. Tidak mungkin ada yang mendahului keberadaan Allah Azza wa Jalla. Dialah yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Tentunya Pencipta sudah pasti lebih dahulu dari apa-apa yang diciptakan-Nya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur'an :

“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.Al-Hadid: 3)

3. Fana = Musnah
Allah Ta’ala tidak mungkin musnah. Sebaliknya, Dia bersifat kekal selama-lamanya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman: 26-27)

“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNya-lah segala penentuan, dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Qasas: 88)

4. Mumatsalatu lil hawaditsi = Ada yang menyamai
Allah Ta’ala adalah dzat yang menciptakan segala sesuatu di bumi dan alam semesta. Dialah yang Maha Agung. Tidak mungkin ada sesuatu yang menyamai atau menandingi-Nya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:

“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.”. (QS. Asy-Syura: 11)

5. Ihtiyaju lighairihi = Memerlukan yang lain

Allah Ta’ala tidak memerlukan yang lain. Dia mampu mewujudkan dan mengatur segalanya secara sempurna tanpa bergantung pada siapapun. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:

“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta.” (QS. Al-Ankabut: 6)

“Dan katakanlah segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” (QS. Al-Isra: 111)

6. Ta’adud = Berbilang

Ta’adud adalah kebalikan dari wahdaniyah yang berarti tunggal. Allah itu Maha Esa. Tidak mungkin berbilang atau berjumlah lebih dari satu. Allah Ta’ala tidak memiliki sekutu, tidak beranak dan tidak diperanakan. Bukti ke-Esa-an Allah SWT tertuang dalam kalimat syahadat dan juga ayat Al-Quran yang artinya:

“Katakanlah ‘Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.’” (QS. Al-Ikhlas: 1-4)

“Sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” (QS. Al-Anbiya: 22)

“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Maha Pemuurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 163)

7. Ajzun = Lemah

Ajzun berarti lemah, merupakan lawan kata dari dari qudrat yang artinya berkuasa. Jadi Allah tidak mungkin bersifat lemah. Sebaliknya Allah Azza wa Jalla Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa melampui kekuasaan Allah Ta’ala. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:

“Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS.Al Baqarah: 20)

8. Karahah = Terpaksa

Allah tidak memiliki sifat terpaksa. Sebaliknya Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa melawan ataupun menandingi kehendak dari Allah Ta’ala. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:

“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.” (QS. Yasiin: 82)

“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.”(QS. Hud: 107)

9. Jahlun = Bodoh
Mustahil bagi Allah Ta’ala bersifat bodoh. Dia menciptakan alam semesta dengan segala isinya begitu sempurna. Dia tidak membutuhkan bantuan siapapun. Dan dialah yang Maha Kaya lagi Maha Mengetahui.

10. Mautun = Mati
Allah SWT tidak akan mati. Dia bersifat kekal. Terus-menerus mengurus makhluknya tanpa tidur dan tidak letih sedikitpun. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:

“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.” (QS. Al-Furqon: 58)

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-Baqarah: 255)

11. Shamamun = Tuli
Mustahil Allah bersifat Tuli. Allah Ta’ala adalah Tuhan yang Maha Mendengar. Pendengaran Allah meliputi segala sesuatu.
“Katakanlah cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi.” (Al-Ankabut : 52).

12. Ama = Buta
Allah Ta’ala juga tidak buta. Dia Maha Melihat Segala Sesuatu. Tak ada satu hal pun yang luput dari pengelihatanNya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur'an :

“Dan Allah Maha Melihat atas apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hujarat: 18)

“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS.Asy-syuro: 11)

13. Bakamun =Bisu
Allah Ta’ala tidaklah Bisu. Allah berkata dan berfirman dengan sangat sempurna. Tak ada bisa mengalahkan keindahan firman Allah Ta’ala. Dan salah satu Nabi yang pernah berbicara langsung dengan Allah adalah Nabi Musa. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur'an :

“Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya, dan ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa Allah ‘telah berfirman secara langsung.” (QS. An-Nisa’: 164)

14. Kaunuhu ‘ajiyan = Zat yang lemah
Mustahil Allah bersifat lemah. Allah Ta’ala adalah pencipta alam semesta dan segala isisnya. Dia Maha Kuasa atas semua hal. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur'an :

“Sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma’afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah 109)

15. Kaunuhu karihan = Zat yang terpaksa

Allah Ta’ala bukanlah dzat yang terpaksa. Dia Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Hanya berfirman “kun fa yakun” maka jadilah apa yang dikehendaki oleh Nya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur'an :

“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS.Hud: 107)

16. Kaunuhu jahilan = Zat yang sangat bodoh

Mustahil Allah SWT adalah dzat yang bodoh. Allah Maha Mengetahui dan Melihat apa-apa yang ditampakkan atau disembunyikan.

17. Mayyitan = Zat yang mati

Allah SWT tidak mati. Allah SWT bersifat kekal, tidak musnah dan tidak binasa. Dia tidak pernah tidur. Selalu mengawasi hamba-hambaNya setiap saat.

18. Kaunuhu ashamma = Zat yang tuli

Mustahil Allah SWT bersifat tuli. Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Mendengar. Pendengaran Allah SWT tak terbatas dan meliputi segala sesuatu.

19. Kaunuhu ‘ama = Zat yang buta

Allah SWT Maha Melihat, tidaklah buta. Dia Maha Sempurna dengan seluruh keagungan-Nya.

20. Kaunuhu abkama = Zat yang bisu

Allah SWT bukanlah dzat yang bisu. Allah SWT berfirman dan firman-Nya tertuang dalam kitab-kitab suci yang diturunkan lewat para nabi.

Demikianlah sifat-sifat mustahil bagi Allah beserta artinya. Semoga dengan mengetahui info ini bisa menambah keyakinan kita akan kebesaran Allah Ta’ala sehingga bisa menjadi cara meningkatkan iman dan taqwa. Selain itu kita juga wajib mengamalkan rukun iman, rukun islam, Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman sebagai bentuk cara bersyukur menurut islam. Aamiin Ya Rabbal A'lamin.

Comments

Popular posts from this blog

SEKILAS MENGENAL AKUNTANSI TERAPAN

9 TITIK TOTOK SYARAF UNTUK BERHENTI MEROKOK

LEARN ABOUT AURA